-
Minlio
-
23 February 2021
-
12,879 Views
Semua hal di dunia ini terus berkembang, contohnya seperti teknologi yang semakin canggih. Sehingga saat ini semua hal dapat dilakukan lewat internet, seperti belanja, meeting, hingga sekolah.
Namun, tahukah Anda bahwa di era yang semakin maju ini, Marketing juga ikut berevolusi? Bahkan kini Marketing akan mulai memasuki era 5.0. Hal ini membuktikan bahwa kita harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan terus mengikuti perubahan tren supaya bisa bersaing dan bertahan di dunia bisnis.
Marketing menjadi salah satu hal terpenting bagi sebuah bisnis. Marketing sendiri merupakan cara pemasaran produk ke khalayak umum untuk mendatangkan customer. Artinya, customer akan membeli produk Anda karena sudah mengetahui produk tersebut.
Setiap konsep Marketing mempunyai strategi dan target khusus untuk memperkenalkan produknya dan menarik perhatian customer. Dalam konsep era pertama Marketing, perusahaan ataupun pebisnis menaruh fokus terhadap produknya atau biasa disebut "Product Centric Era". Untuk menjual produknya, konsep marketing yang muncul di saat perekonomian Amerika dalam keadaan sangat baik pada tahun 1960-an ini menggunakan strategi 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion.
Contoh bisnis yang menggunakan strategi Marketing 1.0 adalah Warmindo (Warung Makan Indomie) yang kerap Anda lihat di mana pun, mulai dari depan kompleks hingga di samping kampus. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai 4P beserta penerapannya di Warmindo.
1. Product
Pada dasarnya, konsep Marketing 1.0 adalah membuat produk sebagus mungkin dan menjual produk sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan apa yang dibutuhkan konsumen. Produsen berusaha menyediakan sebanyak-banyaknya jenis produk sehingga konsumen dapat memilih sendiri apa yang mereka butuhkan dan yang akan dibeli.
Kekurangan dari faktor Product ini adalah perusahaan atau pebisnis hanya berfokus terhadap produknya sendiri. Mereka cenderung tidak berusaha untuk menemukan invosai terbaru untuk memperluas produk jualannya.
Seperti contoh, biasanya Warmindo menjual aneka varian indomie, roti bakar, dan minuman sachet. Hampir semua Warmindo memiliki menu yang sama. Tidak ada menu yang inovatif atau menjadi signature. Jadi, customer yang mau makan indomie bisa saja beli di Warmindo lain karena menu di semua Warmindo adalah sama.
2. Price
Perusahaan atau pebisnis biasanya mematok harga yang cenderung murah karena banyaknya pesaing lain yang menjual produk yang sama. Hal ini menyebabkan profit margin penjualan terbatas.
Seperti contoh, karena di semua Warmindo menjual produk yang sama, penjual pun mematok harga sesuai dengan pasaran juga. Jika ada Warmindo X yang menjual indomie+telur seharga Rp17.000, sedangkan hampir semua Warmindo menjual indomie+telur seharga Rp10.000, kemungkinan besar Warmindo X tidak akan bertahan lama karena kalah saing dengan kompetitornya.
3. Place
Pebisnis yang menerapkan konsep Marketing 1.0 biasanya memilih lokasi yang berpotensi dan ramai pengunjung. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat jarak dengan lokasi penjualan agar konsumen lebih memilih produk Anda.
Seperti contoh, Warmindo yang letaknya tepat di samping kampus tentu lebih ramai dibandingkan Warmindo yang berjarak 500 meter dari kampus. Hal ini dikarenakan kedua Warmindo tersebut menjual produk dengan harga yang cenderung sama, tetapi memiliki jarak yang berbeda.
4. Promotion
Harga murah tentu lebih menarik bagi konsumen. Maka dari itu, banyak pebisnis yang menawarkan paket hemat atau potongan harga untuk menarik minat pembeli dan meningkatkan omzet.
Seperti contoh, ada Warmindo yang membuat paket “Indomie+telur dan Kopi” seharga 13.000, sedangkan harga indomie+telur Rp10.000 dan kopi Rp5.000. Biasanya, konsumen yang awalnya hanya ingin membeli indomie+telur jadi lebih tertarik dengan membeli paket hemat tersebut ataupun yang biasanya membeli di tempat lain jadi lebih memilih datang ke Warmindo tersebut.
Sejatinya, tujuan Marketing adalah sama. Tapi seiringnya perkembangan zaman, Anda juga harus bisa mengikuti perubahan tersebut. Jika Anda tetap dengan keyakinan Anda dan tidak mau mengikuti zaman, bisa saja Anda kalah duluan.
Tidak ada strategi yang salah, hanya persaingannya saja yang semakin ketat. Jadi, apa signature bisnis Anda?